Apakah Saya Harus Bingung Memilih Saat Pemilu??
Saya adalah gambaran orang Indonesia yang apatis terhadap situasi polsosekbud negeri ini. Bukan berarti saya tidak memperhatikan kondisi Indonesia. Saya melihat berita, membaca opini pengamat, mengamati survey-survey. Tetapi, saya tidak suka untuk membicarakan hal itu dengan orang lain. Ketidaksukaan saya terutama karena satu masalah bisa menyangkut banyak wajah, dan saya tidak suka mengambil sikap. Daripada ujung-ujungnya lieur mending tidak usah ngomong (saya tiba-tiba berubah jadi plegmatis saat bicara politik whehehe). Saya lebih memilih langsung beraksi untuk memperbaiki hal-hal kecil di sekitar lingkungan kita.*Tanya apa?*
Demikian adanya pemikiran saya, sampai akhir-akhir ini saya dihadapkan pada kondisi saya harus mengemukakan pendapat tentang politik atau sosial budaya. Misal, saat diskusi dengan native speaker atau saya mencoba membuat essay atau program menyangkut kepentingan masyarakat *gayane*. Mau tak mau harus punya sikap dan mengemukakannya. Beu, paragraf intro meuni panjang.
Omong-omong tentang politik, Pemilihan Umum 2009 di depan mata. Menyingkirkan fakta bahwa suara saya bisa dibeli untuk kepentingan tertentu *Dibayar berapa? Glek*, seharusnya saya sedang bingung untuk mencontreng siapa atau apa tanggal 9 April kelak. Walah-walah, banyak partai dan banyak caleg untuk DPRD kota, DPRD provinsi, dan DPR RI ampe eneg liat posternya (Lebih eneg daripada liat iklan rokok di jalan). Menurut saya seharusnya saya melakukan:
- Selalu manteng di Election channel atau TV pemilu.
Lupakan dahulu Melati untuk Marvel atau apalah judul sinetron aneh. Jika malam hari tidak ada pengajian biasanya saya selalu melihat debat antar partai atau antar caleg di TV one (dengan terpaksa karena televisi cuma satu di rumah dan dibajak Bapak). Performa beberapa partai dapat terlihat jika kita konsisten menonton dari beberapa bulan lalu. Tak apa kan kita hanya mencontreng partainya saja. Info tersebut juga bisa didapat dengan blogwalking, baca berbagai koran, browsing, dll.
- Mencari tahu kredibilitas Caleg dengan cara mendengar bisik-bisik dengan tetangga.
Sebagai orang yang tidak aktif di Kelurahan atau Kecamatan tempat tinggal, wajar kalau saya kuulen. Dari tetangga yang aktif, kita bisa tahu bagaimana track record Caleg-caleg itu. Tahulah kalau si Caleg yang itu Omdo atau Caleg yang ini memang aktif memperjuangkan rakyat miskin. Dengan catatan jauh-jauh hari sudah diskusi, biar lebih netral. Kalau sekarang, mungkin ada kampanye terselubung. Caleg-caleg untuk pemilihan DPRD kota biasanya orang yang tinggal tak jauh dari tempat kita. Contohnya di Kelurahan saya, ada 3 orang dari partai yang berbeda yang terdaftar jadi caleg.
Oiya, ada Caleg yang adalah kakak dari kecengan saya waktu SMA. Waduh, saat namanya terpampang, saya langsung ingat si kecengan yang nama belakangnya sama.. Dimana dia sekarang ya?
Oiya, ada Caleg yang adalah kakak dari kecengan saya waktu SMA. Waduh, saat namanya terpampang, saya langsung ingat si kecengan yang nama belakangnya sama.. Dimana dia sekarang ya?
- Mengamati iklan poster baligo dan kampanye Caleg
Dengan cara ini, saya berusaha mengenali si Caleg, karakter wajah, Visi singkatnya. Kerjaan saya di angkot ya ngeliatin poster, spanduk sampai baligo besar. Kalau sepanjang jalan saya nemuin posternya, berarti dia banyak uang ya. Berarti siap untuk tidak korupsi kan? wekekek.. Saya amatin selain Mariana Deden Caleg DPRD Provinsi dari PAN, Eggy Hamzah yang ketua HIPMI Jabar Caleg dari Golkar itu yang posternya ada di sepanjang perjalanan 10 km dari rumah sampai kantor.. Weleh...
Saya sampei sekarang bingung, bagaimana mendapat info daftar Caleg :((. Ndak ada di website KPUD Kota Bandung. Daftar buat apa? Buat dipandangin trus dibandingin ama poster-poster.. hihi..
Saya sampei sekarang bingung, bagaimana mendapat info daftar Caleg :((. Ndak ada di website KPUD Kota Bandung. Daftar buat apa? Buat dipandangin trus dibandingin ama poster-poster.. hihi..
- Membuat SWOT
Akan terjadi benturan idealisme antara memilih orang atau kredibilitas partai. Jadi, kemungkinan akan terjadi dilema yang harus saya selesaikan dengan SWOT.
- Shalat Istikharah
Intinya, tidak rugi orang yang shalat istikharah.
Hihihi, entah deh, kalau orang baca artikel ini keliatan serius atau bercanda ya?
Saya terlihat serius akan memilih. Padahal saya juga punya pilihan untuk tidak memilih. Jauh-jauh hari sudah pengen Golput saja. Oya, ada pilihan lain yaitu menyerahkan pilihan pada orang lain. Let's see. Semangat datang ke TPS tanggal 9 April 2009!!
Comments