Perempuan, Sofa, dan Hantu

Perempuan itu jatuh cinta sejak pertama kali. Dia jatuh cinta pada sofa minimalis berwarna subtle peach di teras ini. Jatuh cinta pada sofa sama seperti jatuh cinta pada seorang pria. Walaupun ada 26 jenis sofa yang lain, perempuan itu tetap setia pada pilihannya. Sofa mungil itu diperuntukkan untuk dua orang, tapi tak seorang pun pernah menduduki sisi sebelah kanannya. Perempuan itu tentu selalu duduk di sisi sebelah kiri. Pun notebook putih mungilnya selalu ada di depan tubuhnya. Dia meletakkan notebook itu di atas meja berwarna natural brown berdampingan dengan apple juice, menu favoritnya. Dia selalu ada di situ satu jam setiap hari mulai pukul 11.00 pagi hingga 12.00 siang. Entah itu hari libur atau hari kerja, kecuali jika tempat ini tutup.

Tempat ini adalah sebuah kafe dengan banyak fasilitas yaitu taman bacaan, toko buku, rental VCD/DVD original sekaligus warnet bertarif murah. Di sini, akses internet berkecepatan 1 Mbps hanya untuk 1 user, tidak untuk dibagi-bagi. Menu utama kafe itu adalah kenyamanan. Dan perempuan itu mencandu sofa, akses internet, apple juice dan 1 jam di kafe ini. Dia akan ketagihan dan akan kesakitan jika kebutuhannya tidak dipenuhi. Walaupun tidak seperti bubuk putau, durasi dan frekuensinya tidak meningkat.

Selain empat hal di atas, perempuan itu juga kecanduan interaksi dengan sesuatu melalui notebooknya. Menurut gunjingan pengunjung tetap lain, perempuan itu kecanduan seorang hantu. Karena, setelah 7 menit duduk di sofa, kulit wajah kuning langsatnya akan segera memendarkan warna merah di pipinya. Sesekali dia tertawa ringan atau tiba-tiba berderai air mata. Sorot mata ceria-bahagia-hidupnya takkan lepas dari layar notebooknya. Sekonyong-konyong perempuan itu terlihat ayu sekali. Kemudian semua akan berakhir tepat 48 menit kemudian. Hantu itu sungguh mengenal waktu.

Pernah, selama dua bulan, perempuan itu absen mengunjungi tempat ini. Tak ada yang berani mengambil sofanya. Bahkan si kucing belang yang selalu mengintai dari balik teras, ingin duduk di sebelah kanan sofa sepertinya. Sungguh malang si kucing karena perempuan takut si kucing, dia alergi bulu-bulunya. Ketika dia akhirnya kembali, ada seseorang bertanya mengapa lama dia tidak muncul. Perempuan itu menjawab dia terkena sirosis hati, jadi harus istirahat selama dua bulan.

Saat ini, telah 30 bulan perempuan itu menjadi tamu rutin kafe, termasuk dua bulan ketidakhadirannya. Setelah 30 bulan, semua tetap bergunjing hal yang sama. Dia kecanduan seorang hantu.

Comments

Anonymous said…
wanita melankolis itu selalu melakukan rutinitas yang senada tiap hari... ia cukup bahagia dengan dunianya, dan orang lain tak harus memahami hal itu...
jadi...
siapakah hantu yang beruntung itu...
Anonymous said…
Hantu??? iiih sereeem.....:)
Ayo, hantunya ngaku dech...
ier said…
kayaknya dia cuman fesbukan..
terus jam segitu janjian online sama saya..
seperti lagunya Dewa.."kosong"..
hihi. segitunya.
swestika said…
Hantu.. hantu.. kluar dunk hantu.. hihi..
Hantunya punya fesbuk juga, punya blog juga, punya fs juga, tp selalu invisible..
Maklum deh.. namanya juga hantu..

Popular Posts