GRATIS

Kamis (08/11/07) pagi saya terbengong-bengong setelah supir angkot Cicaheum-Ciroyom yang saya tumpangi menolak ongkos dari saya.
"Eh, teteh.. teu kedah.. teu kedah." Tidak usah kata si sopir seraya mengenali saya.
Saya yang menyodorkan uang untuk dikembalikan 500 rupiah, cuma bisa menarik tangan dan membiarkan angkot berjalan. Mikir.com
Alhamdulillah, gratis =D. Tapi, yang jadi pikiran itu, saya kenal gak ya sama sopir tadi??
Kan kalau kenal gak enak, saya bahkan tidak sempat bilang makasih atau jazakallahu khoiro.
Sopirnya itu masih muda, ya 20 awal, rambutnya gondrong pakai peci. Kok kamu inget tik?? Hehehe, saya inget soalnya, waktu saya naik dia kayanya terpesona melihat kecantikan saya ngeliatin saya lewat spion tengah mobil, saya kan jadi balik merhatiin dia. Eh, kemungkinan besar dia mengenali saya. Jadi siapakah supir tadi??

Oya, gratis angkot ini saya alami juga minggu lalu (02/11/07). Dari awal saya sudah tau kalau supir Panghegar-Dipatiukur itu adalah kakak kelas saya waktu SD dahulu. Saya sudah beberapa kali naik angkot dia, kebetulan 2 minggu sebelumnya juga saya naik dari kantor saya. Tapi kali itu penumpangnya cuma saya. Di sebelah supir itu ada temannya.
Saya yang lagi baca karena mau ujian EF, duduk di belakang supir.
"Teh, namina tika pan??" (Teh namanya tika kan?)
"Muhun." (betul), saya menjawab kalem.
Dia kemudian ngomong sesuatu ama temennya. Saya lalu berkata,
"Kenapa?? Orang Cikadut ya?"
"Teh, masih inget saya??" Dia agak kaget karena saya mengenali.
"Ya ingetlah, tetangganya Sari kan?" Sari adalah teman sekelas saya waktu SD yang juga tetangganya dia.
Dia lalu cerita ama temennya,
"Teteh ini dulu sering pulang bareng, serombongan jalan kaki, hujan-hujanan. Waktu SD kan biasa suka babarengan gitu."
Saya ketawa aja sambil baca.
"Kemaren-kemaren teteh juga naik angkot ini kan, tapi takut salah soalnya sekarang saya jarang main ke komplek." (Rumah saya itu kompleks perumahan, dan dia adalah warga perkampungan sekitar kompleks)
"Iya, minggu kemaren."
"Masih kuliah teh?"
"Enggak, sudah selesai. Sudah kerja."
"Dimana??"
"Di SBF, tempat tadi saya naik angkot."
"Wah, si teteh mah emang cantik =D pinter dari dulu juga. Udah enak ya sekarang. Saya sih gini-gini aja.
"Alhamdulillah... Tapi jadi supir angkot juga kan lumayan ya? Daripada tukang ojeg lebih gede kan??"
"Iya sih teh, lumayan."
"Emang sekolah sampai apa?
"Saya lulusan SMA Al-Hadi."
"Oh." Saya tercenung.
Dia kemudian bertanya tentang keluarga saya dan *jreng* akhirnya ke pertanyaan
"Belum nikah ya?"
"Belum, hehehe." Temen-temen SD saya mah emang dah pada nikah dan pada punya anak.
"Temen-temen teteh rata-rata emang sudah punya anak. Teteh sih masih keliatan muda."
Huehehee.. awet muda euy, tapi mudah-mudahan cepet nikah.. Amiiin.
Kemudian percakapan kami terus berlanjut. Dan waktu saya turun angkot. Dia dengan sigap menolak uang saya. Saya ngucapin terima kasih dan berbisik halus, ga enak nih.
Alhamdulillah.. =D



Comments

Anonymous said…
coba kalo pas mau naik pesawat terbang ada yang bilang gitu yahh... hehehehe

Popular Posts