Hilang

Kali ini aku menulis tanpa tahu ending tulisan ini akan seperti apa. Tanpa tahu apa makna yang ingin kusampaikan setelah tulisan ini dibuat. Hanya ada satu perasaan kuat yang kemudian mulai kuketik sebagai judul: HILANG.
Dimulai dengan kata hilang, aku kemudian berkunjung ke situs Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan. Udah tahu kan tentang situs itu? Aku sudah tahu dari blog seleb yang ini sebulan lalu, tapi baru mencoba sekarang. Daripada aku harus mengetik sebuah arti kata dari KBBI tahun 1998 yang ada di rumah. Cuma memang masih ada kekurangan -seperti kata oom priyadi-, coba kalau ada juga Kamus Tesaurus Bahasa Indonesia??
Eh, jadi inget have to buy- list aku, Kamus Tesaurus Bahasa Indonesia yang disusun Eko Endarmoko berharga 200 ribu rupiah di Gramedia... Kapan ya ada yang mau ngasih?:D Kapan ya budgetku longgar??
Kembali ke kata hilang yang kucari artinya. Menurut KBBI edisi III, hilang berarti:

1 tidak ada lagi; lenyap; tidak kelihatan: tiba-tiba benda itu -- dr pemandangannya;
2
tidak ada lagi perasaan (spt marah, jengkel, suka, duka), kepercayaan, pertimbangan, dsb: rasa marahnya kpd anak yg nakal itu sudah --; kepercayaan kpd orang yg setiap kali ingkar janji itu telah --;
3 tidak dikenang lagi; tidak diingat lagi; lenyap: ketenarannya -- begitu saja krn kejadian itu;
4 tidak ada, tidak kedengaran lagi (tt suara, bunyi, dsb): suara yg memanggil-manggil itu semakin -- dr pendengaran;
5
meninggal: ayahnya -- beberapa bulan yg lalu;

Ya, sudah dua minggu lewat ini ada beberapa hal yang hilang dari hidupku.
Pertama, dua pot tanaman hias hilang dari depan halaman rumahku pada siang hari. Hilang seperti makna nomor 1. Orang yang merasa sangat kehilangan tentu adalah orang tuaku. Mereka berdua merasa telah memelihara tanaman Adenium yang hilang dengan kasih sayang. (Adenium gitu loh, ndlalah aku kok gak punya arsip fotonya T_T). Padahal rumah telah berpagar walaupun tanpa digembok, hehehe. Saat rumah belum berpagar seperti cerita isengku yang ini, siang hari relatif lebih aman. Implikasi dari kejadian itu, pagar digembok setiap saat dan anak-anak tetangga gak bisa lagi menengok kura-kura di kolam depan rumah, dan kami jadi parno setiap mendengar suara pagar dibuka.
Kedua
, ada perasaan yang hilang. Hilang seperti makna nomor 2. Hilang tanpa pernah kurencanakan sehingga selalu kutanyakan kenapa. Aku bertanya kenapa agar aku bisa memberikan penjelasan yang gamblang jika kelak ada pertanyaan dari orang lain. Walaupun aku tahu tanyaken apa ke dalam diriku akan sia-sia.
Ketiga
, Dia dan suaranya hilang. Hilang seperti makna nomor 1 dan 4. Hilang tanpa kata-kata penutup. Kadangkala aku bertanya, apakah hal itu benar-benar ada atau benar-benar hilang? Pertanyaan yang tentu saja kembali membuang waktuku. Hidup itu yang terjadi sekarang kan? Realitas sekarang dia dan suaranya menghilang.
Sesuatu yang hilang terkadang diharapkan kembali. Yeah, si adenium yang hilang bisa diduga ada di mana (di rumah tangan orang yang mengambil tentu). Hal ketiga secara fisik aku tahu di mana. Hal kedua, aku tak tahu keberadaannya.
Apakah ketiga hal itu akan kembali ? Mbuh, teu terang, dunno, no sé, Weiß nicht. Wallahu 'alam.
Karena semakin dewasa eh semakin tua dengan bertambah waktu, semakin aku menyadari bahwa hidup berjalan sesuai rencana-Nya, bukan rencanaku. Perubahan dapat terjadi tanpa diduga. Aku hanya berusaha berlaku sesuai visi misi hidupku.

Satu kala
Ada saatnya
Aku Mengejat kaku
Diantara pusaran waktu
Aku diminta tak melawan
Cukup diam dan saksikan.

Kewajibanku untuk semua kehilangan itu adalah istirja. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiuuun, Allahumma jurni fii musibati wa akhlifli khoiromminha... Dan aku tahu, aku berusaha yakin -seperti doa yang diucapkan- bahwa Allah akan mengganti yang lebih baik.

Setelah dua jam, tulisan ini selesai. Tak apalah kalau hanya jadi sekadar curhat (bukankah biasanya seperti itu? :p). Dan, walaupun ditumpahkan, rasa kehilangan itu ko enggan benar-benar hilang ya.


(Ngingetdanngayal.com)
+ Neng... banyak doa, sabar dan tawakal
- I try..
(dengan helaan nafas berat)

Comments

Anonymous said…
hilang...
karena kita merasa memiliki...
bukankah kita pernah hidup sebelum kehilangan yang kita temukan?
semoga tika menemukan yang lebih baik...
"...agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu dan terhadap apa yang menimpamu..."
Q.S.Ali Imran:153
Anonymous said…
hilang...

yang menghilang tetaplah hilang

sejalan bergulirnya waktu...
seiring bergantinya masa...

perasaan kehilangan
akan juga hilang

Popular Posts