Saya "dibohongin"

Sebenarnya agak ragu mau berbagi cerita kali ini. Tapi setelah dipikir-pikir, ada baiknya diceritakan sebagai peringatan untuk diri sendiri. Kadang-kadang saya harus belajar berkali-kali lewat pengalaman buruk, karena saya lupa saya sudah sempet dapet pelajarannya. Begini cerita ringkasnya:

Bulan Mei lalu, saya dilamar melamar sebuah posisi. Pada saat itu, ”calon bos” memutuskan menjadikan saya istri apoteker di tempatnya lewat sebuah kesepakatan lisan.

Selama tiga bulan itu, saya beberapa kali menghubungi ”calon bos” lewat sms. Saya cuma diminta menunggu prosesnya. Selama tiga bulan itu, saya merasa akan menjadi apoteker beberapa bulan mendatang.

Pada awal agustus ini terjadi perkembangan, dia menghubungi saya terlebih dahulu. Lewat sms, telephon dan email, kami berdiskusi tentang posisi yang saya tempati, salary, dokumen yang harus diurus, dan beberapa kebijakan tentang apoteker. Saya sempat mengeluh pada beberapa teman, karena ”omongan” dia berubah setiap harinya, apalagi jika dibandingkan dengan kesepakatan kami bulan mei lalu. Malam itu, saya bertahan untuk tidak memutuskan hubungan karena saya ingin segera mewujudkan visi saya.

Dan tiga hari setelah dia menghubungi, saya mendapatkan jawaban dari Allah tentang kepastian posisi tersebut. Kalau kata uzan, itu pelajaran taqdir. Secara, saya bertemu dengan (adiknya) orang yang mendapatkan posisi yang saya inginkan dan suami ”calon bos” di dinas kesehatan (dan dokumen yang mengesahkan kedudukan keduanya sebagai apoteker dan "bos"). Tentu saja, mereka tidak tahu saya itu saya (si apoteker yang satu lagi). Dan ketika saya ke mbali ke kantor, sudah ada email dari ”calon bos” yang mengharapkan saya tidak usah menunggu posisi tersebut.

Mengerti tidak cerita saya? Rasanya tidak, karena saya nyembunyiin posisi, siapa ”calon bos” saya, waktu, tempat kejadian, dan detail-detail lainnya. Saya sudah bercerita kepada sekitar 10 orang (curhatnya banyak amat :D). Dan hanya uzan yang benar-benar mengerti dan berempati soalnya setiap step aku diskusi ama dia. Hehehehe, yang lain sih mendengar dan simpati. :p, berhubung detilnya susah dimengerti (apalagi yang dicurhatin bukan apoteker).

Intinya sih, si "calon bos" menunda keputusan untuk mendepak saya selama tiga bulan ini.


Jadi pelajaran yang saya dapat saat itu:

Jangan percaya janji orang sebelum mendapat bukti otentik. Untuk kasus itu, sebelum ada kesepakatan kerja sama. Untuk kasus lain, sebelum niat baik ditindaklanjuti menjadi sebuah lamaran dan ijab kabul.

Jangan jadi orang yang manfaatin orang lain. Saya mengerti bahwa dia pengen tetap ”megang” saya karena posisi dia pada tiga bulan tersebut belum aman. Dia tidak membayangkan posisi saya yang bisa mencari tempat lain selama tiga bulan itu.

Jangan jadi orang idealis. Walaupun ”calon bos” saya satu almamater, mungkin dia menolak saya karena idealisme saya :p tidak menguntungkan untuk mengumpulkan kekayaan.

Tidak ada yang kebetulan dalam dunia ini, semua kejadian telah tertulis di Lauful mahfuz.


Dan jika kalimatnya saya rubah menjadi lebih positif, ini yang saya rasakan:

Subhanallah walhamdulillah, tidak merugi orang yang shalat istikhoroh. Subhanallah walhamdulillah, Allah menunjukkan kuasanya dalam mengatur kejadian di dinas kesehatan itu. Saya yakin, Allah mengatur hal yang lebih barokah untuk saya di masa depan.”

Saya sempet agak ngegubrag juga waktu itu, soalnya kejadiannya selang beberapa hari setelah cerita ini.

Istirja,semoga Allah mengganti yang lebih baik dari kehilangan saya pada saat itu.


Insya Allah, pekerjaan saya sekarang masih barokah dan pekerjaan barokah yang sesuai visi hidup saya menanti.

Amiiin

(Alhamdulillah, beberapa hari kemudian saya mendapat kesempatan lain ^_^)

Comments

Anonymous said…
iya deh Teek yang di coret itu ngak ada :P
Semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik.
Anonymous said…
yang 'mundur' untuk memberimu kesempatan yang baru gak di bahas ya?

-gak penting..lagi pengen dianggap penting aja.ha ha ha. gw bangeeeeets.. =p
Unknown said…
memang... alur deskriptifnya terlalu bertele-tele (tidak relevan) tapi saya bisa mengerti ko.

karena saya ingin belajar banyak dari anda... bolehkah anda menjelaskan makna dari point ke empat (pelajaran/hikmah yang telah anda dapatkan) dengan lebih spesifik agar saya dapat lebih mengerti!

menurut saya kebetulan itu selalu ada... tapi mungkin ya.. namanya juga kebetulan! tapi saya pun ragu akan pendapat saya ini, mungkin anda mempunyai landasan/dasar yang lebih kuat/benar, oleh karena hal tersebut saya ingin lebih mengerti dari anda! terima kasih....

Popular Posts