Farmasi Pedesaan 2008*

Berusaha untuk : Stop comparing with Fardes 2002 atau Fardes 2004!!

Kalau ternyata jalan bagus dan jaraknya dekat, fasilitas dan kamar mandi ok, perjalanan hanya 3 jam dari Bandung, listrik PLN sudah stabil, sinyal Telkomsel dan XL jalan terus, so Ym-an pun bisa, itu adalah bukti pembangunan yang berhasil di Jawa Barat. Tepatnya di desa Sindang Sari, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
Hanya disayangkan, kasihan deh peserta Fardes 2008 gak punya Sungai Cipandak seperti Fardes 2002 atau Sungai Cilaki-nya Fardes 2004. Eh, mulai ngebandingin :p

Kalau aja panitianya -HMF Ars Praeparandi ITB angkatan 2005-2007- berbesar hati menerima kritik. Ah, sudah ada adik2 2003 yang menyampaikannya... Mari fokus pada Pengobatan Gratis tanggal 10 Agustus 2008, yang jelas aku ambil bagian di situ.


Sebagian pasien...

Pasien yang berobat umumnya memiliki keluhan penyakit ISPA (Infeksi saluran pernafasan atas), hipertensi, rematik (asam urat ataupun osteoarthritis) serta penyakit infeksi kulit ataupun mata.
Sebenarnya, obat yang diberikan hanya untuk mengatasi gejala yang timbul. Untuk mengobati secara tuntas dan memperbaiki taraf hidup pasien, edukasi berkelanjutanlah yang penting. Tapi, aku tak tahu apakah petugas kesehatan di sana cukup untuk menjangkau seluruh warga. Hanya ada satu mantri di sana.
Misal ya, untuk penyakit pegal-pegal yang diistilahkan orang awam sebagai rematik, kemungkinan besar adalah osteoarthritis. Osteoarthritis sendiri tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya karena itu penyakit degeneratif. Pengobatan biasanya untuk menghilangkan sakit akibat dari inflamasi di sendi menggunakan analgesik topikal hingga AINS (antiinflamasi non steroidal). Sejauh ini, untuk memperbaiki sendi yang telah aus, ada suplemen glukosamin dan chondroitin yang diminum setiap hari selama 3 tahun. Oleh karena itu, dibutuhkan edukasi pasien, bagaimana sikap tubuh yang baik hingga pencegahan penyakit tukak lambung akibat penggunaan obat AINS.



Kami -tim informasi obat (Tika, Toro '00, Irfan '01)- berusaha menyampaikan apa yang kami bisa sampaikan dalam waktu singkat. Apa fungsi obat yang pasien dapatkan, bagaimana cara meminum/memakainya, kapan waktu yang tepat, efek samping yang mungkin timbul, makanan yang tidak disarankan dimakan, sikap hidup yang tepat untuk penyakit yang diderita. Semua dalam bahasa sunda dan dengan penuh senyum. Btw, kami bertiga apoteker sanbe group loh.. huehe.. Kok?? Kompeten gak ya? (Aku siy udah dapet sertifikat Kompetensi ISFI hihi)



Temen-temen di tim dispensing yang assess resep dan meracik resep keren juga loh. Mereka kebanyakan temen-temen yang lagi ujian apoteker Pitta '01, Nana '03, Avril '03, Anfal '03, Mel '03, Dine '03, dan Ipin '00 yang asli apoteker komunitas beneran :D. Keren soalnya bisa mengelola depo obat yang persediaannya minim. Banyak substitusi obat karena beberapa item habis. Secara keseluruhan, kurang lebih ada 500 resep yang kita tangani. Kalau apotek omsetnya segitu sehari, kaya tuh :D.

Hal yang harus diberi perhatian khusus di desa itu adalah penggunaan obat setelan -yang juga ada di Bandung- yang berisi 3 jenis obat yaitu CTM, dexamethasone, dan parasetamol (cmiiw). Dengan harga cuma 1000 rupiah, masyarakat yang merasa sakit badan sedikit-sedikit minum obat setelan itu. Dari regulasi, hal itu jelas tidak benar karena dexamethasone adalah obat keras yang tidak boleh dijual di warung-warung. Dalam jangka panjang dan terus menerus menyebabkan moon face, osteoporosis, hingga tukak lambung parah. Pemerintahan setempat tahu gak ya?

Satu hal lagi yang membuat miris -dan aku belum sanggup melawannya-, bayi umur 3 bulan yang baru menunjukkan simptom common cold selama 3 hari, kok diresepkan antibiotik oleh dokter? :(( Sedih banget... Apakah dugaan adanya infeksi menjadi alasan dibandingkan penggunaan antibiotik untuk anak seusia itu?

*Tribute to Ipin yang kecapean setelah fardes trus mendapat musibah (11/08/08). Semoga postingan ini "sedikit" menghiburmu karena harus diam di rumah selama 12 minggu setelah kecelakaan motor itu. Fotomu gak ada di postingan ini. Ntar kita share foto via Ym atau email aja ya..

Comments

Anonymous said…
setelah dipikir2, aku koq sekarang jadi punya banyak teman yang termasuk ke dalam Ars Praeparandi ya !? :D
swestika said…
oya? temen2 kuliah akang? :-?
Anonymous said…
jadi kepikiran sama kegiatan pengobatan2 massal en gratis...(tepatnya, abis pengobatan massal di ISFI tea Tik)

1. obat2 dari dokter cenderung instan, simptom oriented (ex: antibiotik2, kortikosteroid, dll-dsb)

2. setelah abis obat, mreka balik ke apotek, minta obat yg dulu dikasih pas "pengobatan massal", da "enak" tea (ya iya lah, dexamethason gitu loh!) trus dikasih begitu aja...

yaaa....gimana lagi ya?! kepikiran aja bikin event yg lebih bener, mendidik, mencerdaskan...dimulai dari diagnosa tim dokter yg lebih komprehensif (ada cek lab or cek darah, ga asal ngasih antibiotik en dexamethason2an, klo emang asam urat ya dikasih buat nurunin asam uratnya, bukan cuma yg ngilangin nyeri+pegelnya aja), sampe penyerahan obat yg mencakup edukasi obat en penyakit para pasien itu (kasih tau klo bisa entarnya mreka cek lab or cek darah lagi, ga smua obat harus dimakan sampe abis, ada yg cuma seperlunya aja)...

emang sih, kayanya klo mau kaya gini mah acaranya jatohnya lebih makan biaya en waktu. trus blum tentu pasiennya jg peduli ama yg diomongin dokter or apotekernya (pengalaman di apotek, hiks, pasien2 indonesia emang pada pinter2 kali ya...atau ngerasa pinter doank?!)...

tapi...?!

ah, indonesia...oh, indonesiaku...

--i still believe, that we can fly--

Popular Posts