Stereotype buat public servants
Cerita soal stereotyping. Akhir-akhir ini stereotyping sering jadi pillow talk suami-istri karena kebetulan kuliahnya suami lagi mbahas itu. Biasanya stereotyping yang dibahas itu kan tentang ras, etnis dan suku, tapi hari ini pengalaman saya agak lain.
Tadi saya pergi ke GP dengan maksud minta bantuan beliau karena Immunisation History Statement anak-anak yang belum saja di-issued oleh ACIR (Australian Chilhood Immunisation Register) setelah hampir 3 minggu. Saya sudah telpon ACIR dan disuruh hubungi GP agar data anak-anak didaftarkan online padahal hal itu gak mungkin dilakukan karena kami adalah temporary resident. Saya sampaikan hal tersebut ke bapak dokter. Dia tanggapi dengan pernyataan yang kurang lebih artinya. "Petugas-petugas itu tidak benar-benar mendengar ya. Maklum aja, begitulah pegawai pemerintahan, kerjanya lambat."
Jedug, jedug, gak cuma di Indonesia ya ternyata image pns itu ya begitu ya, tidak responsif nan lambat, di Australia yang notabene sebuah negara maju ya sama juga.
Tadi saya pergi ke GP dengan maksud minta bantuan beliau karena Immunisation History Statement anak-anak yang belum saja di-issued oleh ACIR (Australian Chilhood Immunisation Register) setelah hampir 3 minggu. Saya sudah telpon ACIR dan disuruh hubungi GP agar data anak-anak didaftarkan online padahal hal itu gak mungkin dilakukan karena kami adalah temporary resident. Saya sampaikan hal tersebut ke bapak dokter. Dia tanggapi dengan pernyataan yang kurang lebih artinya. "Petugas-petugas itu tidak benar-benar mendengar ya. Maklum aja, begitulah pegawai pemerintahan, kerjanya lambat."
Jedug, jedug, gak cuma di Indonesia ya ternyata image pns itu ya begitu ya, tidak responsif nan lambat, di Australia yang notabene sebuah negara maju ya sama juga.
Comments