Proses Fisiologi Marah

Saat beberapa kalimat panjang bernada kemarahan dan perintah -diberikan oleh orang yang tak berhak dan berwenang untuk mensupervisi aku-, egoku terluka. Reaksi abnormal dari orang tersebut aku sadari tak boleh aku balas dengan reaksi yang sama-sama tanpa pertimbangan. Mirip serial Aang the Avatar, aku kemudian mengalami Avatar State, -hehe hiperbola- karena menahan marah. Saat itulah aku baru tahu kenapa orang marah diistilahkan dengan naik darah atau naik pitam. Rasanya baru pertama kali aku mengalami yang namanya pitam itu. Dari KBBI daring, pitam adalah pusing kepala karena darah naik ke kepala. Pada fase itulah kemudian aku ingat kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia dan menghipnotis diri sendiri, "Tika berhenti marah atau kamu akan menghancurkan diri sendiri!" Tidak ada sesuatu yang destruktif saat Avatar state itu terjadi bahkan temen sebelah saja tidak sadar aku marah (ya gak def?)

Setelah mengalami itu, jadi penasaran sendiri kenapa kepalaku pusing saat naik pitam. Seperti apa sih proses fisiologi marah? Jawaban kurang ajar dari seseorang itu (hihi, nampak masih pundung) menstimulasi saraf simpatik dari sistem otonom saraf tubuh yang memang bekerja untuk mmerespon kondisi stress seperti trauma, takut, hipoglisemia, dan saat olahraga. Saraf simpatik beraktivitas beragam pada tubuh dan terlihat sekali pada orang marah. Dimulai dengan dilatasi pupil mata (mydriasis), tuh kan orang marah melotot. Kemudian juga menstimulasi peningkatan kecepatan dan kekuatan kontraksi otot jantung. Kerasa gak kalau marah detak jantung meningkat? Pembuluh darah berkonstriksi (menyempit) mengakibatkan darah mengalir dengan cepat, bersinergis dengan kerja jantung yang meningkat mengakibatkan tekanan darah meningkat. Tekanan darah yang meningkat drastis di otak itulah yang dapat menyebabkan pusing.

Pada saat marah proses peningkatan tekanan yang terjadi di pembuluh darah otak atau jantung yang telah elastisitasnya berkurang, misal pada kasus atherosklerosis ataupun arteriosklerosis, dapat berakibat sudden death. Pernah lihat film yang menampilkan adegan orang meninggal sambil memegang jantung setelah marah? Naudzubillahi min dzalik.. Jangan sampai deh, karena kita kurang bisa mengontrol emosi kemudian menstimulasi saraf otonom yang bekerja di luar kesadaran kita sehingga akan berakibat fatal pada tubuh kita.

Oya, respon saraf simpatik lain bekerja pada medula adrenal menstimulasi sekresi adrenalin dan juga pada organ reproduksi. Kalau pernah nonton Desperate Housewive season 1 pada saat serangan stroke Rex Van de Kamp pada saat sedang bersama Maisy Gibbons juga pengaruh stimulasi saraf simpatik kali ya? hehe.....

Btw, maaf kalau artikelnya berkesan negatif. Artikel sebelum ini seperti lagi sedih, yang ini tentang marah. Alhamdulillah, baik-baik saja ko sebenarnya. Life......

Comments

Anonymous said…
Well, actually I did realize that somethin was not right with you at that moment, but you were not allowing me to look further.

Anyway, if those were the symptoms, I also had once when I was in college. And it was accompanied with a little intention to break the nose of the subject. Fortunately, the rage was goce by the time I woke up in the morning.

Cheer up ^_^
Anonymous said…
Alhamdulillah...
I know, you can deal with anything, anyone, any good-bad situation, or any other things...
Teeka gitu lho...:D

Take care, honey...;)
Anonymous said…
jadi sekarang lagi episode marah nya?
dah ga sedih lagi dong :)
Hasti said…
Sudah pernah mencoba, memposisikan diri untuk berada menjadi orang yang membangkitkan amarahmu??

Dengan kondisi saat itu?
Dengan kemampuan dan kesempatan yang dimilikinya?

Hope u'll understand...
God bless you...

Popular Posts