Gak Ingin atau Gak Dapet

Aku merasa sendiri. Ah, toh hanya perasaan mbak tika saja soal kesendirian itu.
Kalaupun iya memang hanya perasaanku saja, yang aku rindukan dari ketidaksendirian adalah tiga kata. Saat menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan dan menggelayuti, biasanya ada orang yang mendengarkan dan menanggapi dengan sederhana. Dari lisannya "hanya" terucap Doa, Sabar dan Tawakal.

Aiih, tapi saat aku dilingkupi ketidaksenangan -tarolah tidak mendapatkan yang aku mau atau mendapat yang tidak aku inginkan- dan hati ini haus Nasehat. Pada saat yang sama aku merasa sendiri (baca: seperti kalimat pertama) dan dia mungkin bosen memberikan wejangan. Akhirnya hanya bisa kuingat nasehatnya dulu. Kemudian menjitak diri sendiri, dan it isn't simple at all.

-Wew..Kadang-kadang aku mengatakan hal yang sama kepada orang lain yang mengalami kesulitan. Moga-moga gak kenal dalil QS Ash Shaf;2-3 -

Bagaimana bertawakal tidak hanya di mulut, tawakal dengan segenap hati dan pikiran terus meneruuuus. Menerima realitas tidak menyenangkan sebagai bagian dari jalan hidup diri kita.

" Tiada suatu musibahpun (yang terjadi) di bumi dan (tidak pula) dalam diri kalian melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhil Mahfudh) sebelum Kami menjadikan pada musibah tersebut. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS Al Hadiid 22)

Menerima berarti tidak misuh-misuh dan tak ada ruang untuk berkata KENAPA SAYA?

Satu hal ini saja bikin jleb, Tahap berikutnya adalah berlaku sabar padahal aku ingin menangis melulu, sabar agar tetap terkendali dan tetap melakukan semua kewajiban dan amanat hidup dengan baik. Bagaimana menyemangati diri bahwa tak usahlah kecewa saat keinginan baik tak selalu terwujud.

"...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu..." (QS Al Baqaraah;216)

Dan terakhir untuk membangun optimisme dan harapan, berdoalah untuk kebaikan di masa depan. YAKIIIIN teek, bahwa Allah akan mengabulkan doa hamba-Nya.....

"...Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagimu..". (QS Al-Mu'min;40)

Sudahlah, pada akhirnya yang kita tahu ini dunia. Tidak ada yang kekal di sini. Kepahitan juga bukan menerima 100% kepahitan. Masih merasakan buanyaaak hal manis toh?

"Inna ma'al usri yusraa.." (Alam Nasyrah;6)

(Ngegeremeng SENDIRI di sebuah ruang tunggu praktek dokter - tak apalah lebai dikit- awal November 08)

Comments

Anonymous said…
"Sudahlah, pada akhirnya yang kita tahu ini dunia. Tidak ada yang kekal di sini."

I do agree with this. Life is so unbelievably short.

But the exciting thing is that you can always choose to live your life at the fullest.

y'know whata mean...

^_^
Hasti said…
Adakah pilihan saat hidup di dunia...??

Banyak orang katakan, kita sendiri yang memilih dan menentukan....

but...
Pilihan yang pasti harus kita jalani, adalah tetap berusaha istiqamah di jalan-Nya, meski hidup tidaklah ramah. Percayalah akan ada hikmah, di balik semua peristiwa.

Kita tetap berusaha dan berdo'a kepada Dia yang mengabulkan pengharapan orang-orang yang berdo'a dan berharap kepada-Nya.
Amiin.
Anonymous said…
Hhmm, renungan di sebuah ruang tunggu praktek dokter ya? Mesti saat itu membosankan banget dech...:)

Well, life is so colorful, not only black or white. There's time of blue, there's time of red, or any other colors... So just live it and feel it, and somehow you'll find your way...

Ganbare!!! (Semangat!!!)
Anonymous said…
kau kenapa tik?
swestika said…
@defa: menikmati yang diberi juga pilihan, walaupun sulit :D

@ mbak hasti: tetap optimis ya kan?

@ umi rina: sbnrnya gak bosen seh.. tapi gak ada yang bisa diajak ngobrol, secara di situ pada sama pasangannya.. hihi.. tebak deh dokter apa?

@ yudhi: mengalami salah satu jalan hidup yang kebetulan ga enak :D

Walaupun aku jungkir balik berjuang, yang harus terjadi ya terjadi..... :)
Anonymous said…
Exactly. That's my point.

^_^

Popular Posts