Alergi antibiotik yang mana?

Sore ini, Adam guruku cerita.

Kamis minggu lalu dia sakit perut. Kemudian malamnya dia ke rumah sakit. Katanya dia kena infeksi di saluran pencernaan, liver, hingga ginjal. Kemudian, dia diinjeksikan obat tanpa tahu itu obat apa.
Hari jum'at minggu lalu dia masih ngajar kelasku ko. Tapi jumat malemnya, dia merasa sakit kepala gak nahan. Dia bilang, dia belum pernah sakit kepala kaya gitu. Kemudian dia memutuskan ke rumah sakit lagi. Ternyata, otaknya membengkak. Dia langsung ditangani spesialis. Kalau otaknya tetap bengkak, dia harus menjalani operasi otak. Tentu saja dia bakal balik ke Aussie, terus dengan resiko sekian persen bakal paralysis, sekian persen kematian....

Kami sekelas meringis mendengar cerita Adam itu...

Kemudian, untunglah bengkaknya mengecil. Sisanya masih terasa, dia mengalami migrain sampai beberapa hari kemudian.
Dia cerita, pada hari jumat itu setiap beberapa menit dia harus minum obat, katanya sih sampai diinjeksikan morphin sebagai pain killer.

Anak-anak ketawa-ketiwi waktu lihat ekspresinya dia menggambarkan efek morfin itu. *jago akting dia mah, tapi gak jago bohong :P*


Jadi saudara-saudara, kata Adam otak yang bengkak itu disebabkan alergi obat.
Aku tanya ke Adam, kamu tahu obat apa yang diinjeksikan waktu kamu sakit perut? Dia bilang gak tau, dia cuma bilang itu di vial.. (ya iyalah, kan injeksi antibiotik)
Aku tanya kamu alergi penisilin gak?
Dia cerita kalau dia belom pernah minum antibiotik sebelumnya (25 tahun dan belum pernah minum antibiotik? Pasti bukan orang Indonesia :p). Setahu dia sih, pamannya juga alergi penisilin.

Informasi dari Adam juga kurang jelas, karena sepertinya dia tidak mendapatkan penjelasan tentang sakitnya, obat yang dia terima, dll. Jadi pengen lihat medication recordnya.

Alergi antibiotik yang mana tuh kira-kira? *curiga cefalosporin dkk* Ataukah infeksinya sudah menyebar sampai otak hingga jadi infeksi di otak?
*Sepsis kan lebih parah lagi ya? :((

Tidak punya clue lebih lanjut.

Comments

Popular Posts