Catatan Mudik 2007

Perjalanan ke udik tahun ini dilakukan pada hari H lebaran. Rencana awal naik kereta Kutojaya, tapi sepertinya rombongan keluarga dari bandung ini tak berhak naik kereta yang sudah statis dan no movement sejak 4 jam sebelum keberangkatan, saking penuhnya. Alhasil, pake mobil sewaan saja yang menghabiskan waktu selama 10 jam.
Neng geulis ini selama 4 hari menjadi diajeng ayu. Sebagian darah jeng ayu ini berasal dari wong Kutoarjo, sebuah kota kecamatan kecil di selatan Jawa Tengah. Selama hari-hari itu, sebagian besar waktu jeng ayu habiskan di rumah Simbahnya, kepanasan, makan, dan tertidur karena semilir angin. Sebagian waktu lain dihabiskan dengan update gosip keluarga, ketemu sodara, dan jalan-jalan keliling kampung bersama sepupunya yang semua jagoan. Jeng ayu memang paling cantik di sana, saingannya cuma satu dan tahun ini nggak pulang kampung, yang sebelas lagi wong lanang smua.
Mudik, sebuah fenomena. Jeng ayu melihat sendiri bagaimana semangatnya orang-orang pulang kampung. Tak perduli biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan. Kutoarjo, kota kecil yang tak punya mall itu jadi penuh sesak orang. Di kampung jeng ayu, lebih dari setengah warganya memang manusia urban yang berkumpul kala lebaran seperti sekarang.
Buat jeng ayu, mudik tahun ini sebenarnya menambah pandangan miringnya tentang arti keluarga besar (di luar keluarga inti). Agak skeptis dan nyeleneh memang. Jeng ayu punya trauma negatif yang mirip dari keluarga njowonya maupun keluarga nyundanya. *Itu kan cuma bumbu persaudaraan jeng ayu*. Ya, jeng ayu sendiri berharap bisa lebih mencintai keluarga besarnya, menerima segala kekurangan, bisa memberi lebih banyak dan pada akhirnya mengerti makna keluarga yang sebenarnya. Jeng ayu juga berharap Simbahnya yang berusia 87 tahun, bisa sehat terus di tahun-tahun mendatang. Simbahnya yang menjadi alasan kenapa keluarga jeng ayu mau repot-repot pulang kampung. Simbahnya yang menjadi simpul keluarga. Jeng ayu masih mau belajar banyak tentang keluarga besar.
Perjalanan pulang jeng ayu, ternyata kebalikan perjalanan perginya. Kemewahan sulit sekali didapat. Tapi, secara keseluruhan, Alhamdulillah bisa mudik dan silaturahim, ini sedikit fotonya.



Jeng ayu sekarang belum bertransformasi jadi neng geulis. Berhubung logat njowonya masih kental. Walaupun tak bisa bahasa jawa dengan lancar, minimal bledag-bledugnya masih terasa =D.

Comments

Popular Posts