Kemaren

Kemaren,
aku yang berseragam putih biru mengejar bis kota Jatinangor - Dipatiukur
bersama tawa renyah teman setujuan menghemat uang limaratusan

Kemaren,
aku anak es-em-a yang jatuh hati pada seorang mahasiswa
terkagum-kagum pada kisahnya tentang Bung Karno dan buku Di Bawah Bendera Revolusi

Kemaren,
aku melewati jalan Dago hampir setiap hari pulang pergi
berjalan di antara pohon-pohon tua menjulang tinggi
mencari ilmu kemudian mencari rezeki

Kemaren,
aku menangis tatkala harus meninggalkan bayi pertamaku umur 3 bulan di rumah
kemudian aku berada di kubikel untuk melayani orang tua yang bukan ibuku sendiri

Benar-benar kemaren,
aku makan malam bersama keluargaku di satu fancy restoran
menikmati deluxe pizza dan chicken wings disertai milkshakes

Dua puluh, sepuluh, tujuh tahun yang lalu terpatri dalam ingatan seperti (benar-benar) kemaren...
Secepat itu hidup berjalan
Sekilat itu pula (mungkin) akan sampai ke hari peraduan
Tiada lagi masa depan kecuali hari pembalasan.


Comments

Popular Posts