Bobot Badan Saat Reunian

Dulu saya bertemu dengan teman-teman itu hampir setiap hari (2000-2005). Kami biasa menghabiskan pagi hingga sore di ruang kuliah dan labtek VII, berebut alat di laboratorium, hingga begadang di kost temen menyelesaikan laporan. Sebagian besar kami bertubuh langsing, kurus,lusuh, polos tak bermake-up, aktif. Mungkin akibat buku AHFS, Goodman and Gilman's yang kami jinjing dari lantai 1 ke lab. farmakologi lantai 3. Jari-jari lentik karena praktikum dari jurusan kimia, kimia organik lah atau biokimia, laporannya dibuat dengan tulisan tangan. Etanol yang menguap saat melakukan refluks mirip-mirip efek spa ga ya? Mungkin malah membuat kusam kulit-kulit pembuat kosmetik itu.

Ok, setelah lulus hanya sekitar setaun sekali ada kesempatan bertemu biasanya setelah Idul Fitri. Tahun ini, reunian diadakan di conference room Roemah Keboen. Empat tahun setelah kuliah, statistik kasar menunjukkan sekitar lebih dari 50% sudah menikah dan banyak yang punya bayi umur di bawah setaun. Seneng deh merhatiin obrolan temen-temen.

Pertanyaan: Udah Berapa bulan?, ditujukan untuk teman yang sudah menikah dan keliatan pipinya tembem, bagian perut dan pantat membesar. Kadang-kadang kecele sih, ada yg bilang beluuum. Trus untuk mengatasi rasa bersalah bilanglah: Oh, bahagia ya setelah menikah.. :D.
Trus yang masih single dan perutnya tak rata lagi? Wkwkwk.. tanda-tanda harus diet dan olahraga.

Pertanyaan: Naek berapa kilo?, mampir saat bumil dan ibu yang sudah melahirkan bersatu. Rekor kemaren naek 18 kg. Haha, kompetisi berat. Nada iri sedikit mewarnai pada Ibu yang belum berhasil kembali pada berat sebelum hamil. Eh, ada juga yang beratnya masih sama dengan waktu gadis. Itu bakat kurus.

Pertanyan: Wah. lagi hamil anak kedua ya?, Ini pertanyaan untuk temen yang berat-badannya belum turun setelah melahirkan anak pertama, asli masih kliatan hamil ampe buat pangling hehe.. Biar jadi semangat buat nurunin BB.

Dan yang saya seneng kemaren, karena gak ada tekanan. Mungkin karena selama acara bayi-bayi lucu yang kemaren dateng itu jadi fokus perhatian temen-temen. Gak ada pertanyaan KAPAN? Satu sama lain udah bisa nerima taqdirnya masing-masing :D hehe..

Tetep berdoa, semoga semua niat baik untuk menikah dan mempunyai keturunan diijabah oleh Allah SWT.

Oya, bapak-bapak gimana? Setelah menikah rata-rata lupa six packs yang mereka perjuangkan dulu atau hilanglah jungkis2 (jangkung tipis), alesannya karena pas susunya. *sigh

Aku gak bawa kamera uy...ga ada foto degh... :(

Comments

Unknown said…
Somehow, reuni kadang-kadang bikin saya gelisah. Karena rata-rata pertanyaan favorit orang-orang adalah "kapan?". Saya menyesal kenapa mereka dulu tidak belajar bahasa Indonesia dengan benar, sehingga mereka nggak cukup kreatif untuk melontarkan pertanyaan lain.
swestika said…
Kapan = Bilamanakah??

J/K

Kemaren itu ga ada pertanyaan Kapan? Bosen kali yang nanya juga, soalnya pertanyaannya kan berlanjut

Kapan punya anak?
Kapan punya anak kedua?
Kapan punya anak ketiga?
Kapan meninggal? *sigh*

tape deh..
Iklan Gratis said…
hehehehe ..
ternyata pertanyaan2 yang terlontar saat reunian itu sama aja ya ..
dulu juga sempat merasa risih kl dah ngomongin fisik dan status yang masih ngejomblo .. kl dah begitu jawabannya cukup senyuman / cengengesan yang paliiiiingggg manissss ... heheheheh

Iklan Gratis

Popular Posts