Walking Heals (1)



Akhirnya setelah dua pekan, hari ini aku tiba di perempatan Cikapayang- Dago, bawah jalan layang Pasupati pukul 07:45. Aku bersorak untuk diri sendiri karena bisa jalan pagi menyusuri Dago dari Cikapayang ke Holiday Inn, sekitar 7 menit saja.

Hari ini ada yang berbeda dengan taman itu. Hari ini tak kulihat dia. Aku melihat sekeliling taman itu, juga di seberang jalan. Aku coba menangkap suara khas yang menyertai gerakannya. Akhirnya taman itu terlewati, kusimpulkan dia memang tak ada.

Aku bercerita dahulu tentang taman itu. Taman rimbun yang sepintas seperti dipayungi oleh sebuah pohon. Pohon itu mungkin dari jenis Acacia sp., yang entah berusia berapa puluh tahun karena batangnya telah berdiameter sekitar satu meter dengan dahan bercabang-cabang banyak dan ada pula yang menjuntai, seperti akar nafas pohon Beringin (tapi bukan). Di dalam taman berpagar besi itu tumbuh beberapa jenis tanaman hias dan bunga. Bangku-bangku tembok berada di trotoar di luar pagar besi taman itu. Selain itu, pohon-pohon tinggi yang berusia lebih muda juga tumbuh di jalanan yang mengelilingi taman persegi empat itu.

Beberapa minggu lalu, saat Bandung mencapai suhu 16 C di paginya, aku ingin sekali duduk di taman itu. Dari arah timur, yaitu jalan Dago, sinar matahari bisa menyelusup pohon-pohon rimbun itu. Bahkan sambil berjalan, aku kebagian hangatnya.

Sayang, tak akan nyaman duduk di taman itu. Karena siang hingga malamnya taman itu sudah punya penghuni tetap. Bocah-bocah dan anak muda beroutfit hitam-hitam menguasai taman itu. Jadi tak nyaman karena kelompok anak muda itu? Siang hari mungkin saja, tapi pagi hari taman itu sepi. Justru sisa-sisa yang ditinggalkan kelompok-kelompok itu ada di sekeliling taman itu. Coba tengok saja selokan yang mengelilingi taman itu. Ada bekas wadah air mineral, gelas air soda, plastik makanan, snack, kulit kacang, permen, bungkus dan puntung rokok bahkan mungkin ada pecahan botol kaca miras. Ya, minimal botol berkadar alkohol rendah berwarna hijau gampang aku kenali. Mudah mendapatkan minuman beralkohol di taman itu. Ada 5 kios kaki lima dan satu toko grosir khusus menjual minuman beralkohol. Tentang toko itu, beberapa tahun lalu, satu botol wiski pernah dibeli dari toko itu oleh teman satu angkatan. Bukan untuk diminum tentu, tapi untuk diukur kadar alkoholnya saat praktikum kimia analisis. Sedangkan beberapa minggu lalu, dua bocah laki-laki usia SMP keluar menjinjing bir dibungkus plastik putih. Mungkin taman itu memang membuat aku jijik karena kegiatan maksiat pada sisa hari selain paginya....

Rasulullah SAW bersabda,
"Setiap yang memabukkan itu haram." (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad)
"Dan sesungguhnya Allah, apabila mengharamkan suatu kaum untuk memakan sesuatu, maka haram pula bagi mereka harga hasil penjualannya." (HR Abu Dawud).

Kembali pada dia. Dia, hari ini tak ada. Dia, yang dengan sapu lidinya menyapu jalan dari arah selatan hingga utara tiap pagi. Pada sekitar jam delapan, aku akan menemukan dia di sekitar taman itu. Dengan seragam kuning, rompi biru dan topi kuning. Hanya sekali pandangan kami bertemu. Belum pernah ada senyum. Dia kadang terlalu dingin untuk sekedar aku sapa.

Satu hari pernah dia jongkok di trotoar depan taman itu. Aku pikir, kok dia malas sekali. Jalanan belum bersih, tapi dia sudah leha-leha. Hari-hari berikutnya aku berpikir mungkin aku salah. Karena selintas, aku mendengar perbincangannya dengan seorang tukang bubuy jagung. Percakapan mereka dalam bahasa Indonesia kurang lebih: pake koneng gede deh, diparut terus direbus, airnya diminum. Aku merasa pikiran negatifku salah, dia mungkin punya sakit maag. Kunyit dan temulawak (koneng gede) memang salah satu obat tradisional untuk sakit maag. Dan aku berkata pada diri sendiri, "Tika, pagi itu, dia jongkok kesakitan di situ karena perutnya sakit. Ayo tetap husnudzan pada orang!".

Dia, dia hanyalah salah satu yang kutemukan saat aku berjalan. Salah satu adegan hidup untuk bisa membuatku menikmati sekali berjalan kaki. Walking heals..

Foto dari sini: Hawaiian Ecosystems at Risk project, http://www.hear.org/starr/hiplant/images/hires/html/starr_031013_0012_acacia_mangium.htm



Comments

Anonymous said…
"Akhirnya setelah dua pekan, hari ini aku tiba di perempatan Cikapayang- Dago..."

wah, perjalanannya jauh juga ya, 2 minggu baru nyampe situ...

hihihi..
ampun..piss ^_^
swestika said…
Huehehe... ambigu ya kalimatnya? Atau defa ...?

U know what i mean lah.. :D

Pasti ngeh selama dua minggu kmrn dtg ke kantornya jam 8 plus minus 4 menit :p
Mas Hery said…
Aku kira malah bukan orang bandung, lalu tiba-tiba menclok di perempatan cikapayang setelah perjalanan penuh lika liku....halah....
swestika said…
Waah.. ternyata diksi ku salah ya.. ntar aku ralat ah.. thx ya..:D

Popular Posts